Sekilas Biografi Habib Hasan Baharun (Pendiri Ma’had Darullughah Wadda’wah, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur)
Sekilas Biografi Habib Hasan Baharun (Pendiri Ma’had Darullughah Wadda’wah, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur)
◉ Dermawan dan Sangat Perhatian terhadap Fakir Miskin dan Anak Yatim
Kedermawanan
yang ada pada beliau tumbuh dan berkembang sejak beliau karena hal
tersebut sudah ditanamkam oleh aba dan kakeknya sebagaimana kisah-kisah
sebelumya sehingga beliau tumbuh dan berkembang mempunyai jiwa sosial
terutama memiliki kepedulian kepada para ffakir-miskin dan anak yatim.
Bentuk kepedulian terhadap mereka diantaranya adalah bahwa kebiasaan
belia membagikan hadiah pakaian hari raya, beras dan kebutuhan
sehari-hari, membagikan daging kurban kepada para tetangga pondok,
famili beliau yang tidak mampu, serta kepada orang-orang yang datang
minta bantuan, mulai pengobatan sampai pada biaya sekolah anak-anak
mereka kepada orang yang tak mampu.
◉ Ikhlas
Sebagaimana
sering diungkapkan oleh beliau dalam menasehati para santri dan para
guru agar senantiasa menata niat dalam setiap tindakan dan amal yang
akan dilakukan. Hal ini merupakan cerminan dari kepribadian beliau yang
senantiasa menjadikan keikhlasan sebagai pondasi dari setiap amaliah
yang beliau laksanakan, termasuk pendirian pondok. Sebagai sebuah bukti
dari keikhlasan beliau ketika ada guru-guru yang mengusulkan agar
membuat papan nama pondok di tepi jalan beliau tidak langsung
mengabulkan permintaan tersebut. Namun karena beberapa kali guru-guru
tetap mengusulkan dengan alasan banyak wali santri yang tidak tahu
lokasi pondok dan sering kesasar dan bingung mencari alamat pondok, baru
tersebut dikabulkan tiga tahun sebelum beliau wafat.
Demikian
pula beliau dalam rekrutmen/seleksi guru-guru, maka yang pertama kali
dilihat adalah keikhlasannya. Para guru baru yang mau mengajar di
pondok, diuji tingkat keikhlasannya, bahkan beliau tidak memperhatikan
selama satu tahun. Karena beliau berpendapat bahwa apabila gurunya tidak
ikhlas akan menularkan ilmu yang tidak ikhlas pula.
◉ Tawadlu’
Walaupun
beliau sebagai ulama besar yang dihormati dan disegani, baik di dalam
maupun di luar negeri, dan kebesaran beliau diakui oleh Sayyid Muhammad
sehingga pada saat beliau datang ke Mekkah di majlis ta’lim Sayyid
Muhammad diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan / taujihat pada
jamaah haji dan para ulama sedunia yang berkumpul di majlis tersebut,
dan juga dalam acara haul Nabiyullah Nuh AS di Yaman beliau senantiasa
mengelak ketika diminta untuk memberikan sambutan, tetapi pada kunjungan
yang terakhir beliau mau memberikan sambutan namun tetap dengan sikap
tawadlu’ beliau mengatakan bahwa tidak bermaksud memberikan nasehat
kepada yang hadir yang kebanyakan terdiri dari para ulama dan auliya’,
tetapi nasehat tersebut ditujukan untuk santri-santri beliau yang
belajar di sana.
Beliau
senantiasa menunjukkan sikap tawadlu’ dalam kehidupan sehari-hari dan
sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau adalah orang besar. Siapapun
tamu yang datang dilayani dengan ramah bahkan apabila menyajikan makanan
beliau sering mengangkat sendiri sajian makanan dari dapur dan
menyuguhkannya kepada para tamu.
Diantara
doa yang menunjukkan sikap dan sifat tawadlu’nya tersebut dengan
senantiasa memanjatkan do’a agar beliau dan putra-putra serta
murid-muridnya dijadikan orang-orang yang memiliki kebesaran tetapi
tersembunyi (minal masturiin).
◉ Kesederhanaan Pribadi Ust. Hasan
Apabila
orang bertemu dengan Ust. Hasan Baharun dan orang tersebut sebelumnya
belum mengenal beliau maka orang tersebut tidak akan menyangka bahwa ust
Hasan adalah Ulama besar yang sangat dihormati dan disegani karena
beliau memang mempunyai penampilan yang sangat sederhana, pakaian yang
dipakai sehari-hari di dalam pondok dan ketika keluar pondok biasa-bisa
saja yaitu memakai gamis dan kopyah putih tanpa imamah dan rihda kecuali
apabila beliau akan menyampaikan ceramah atau menghadiri
majlispertemuan yang harus menampilkan sebagai sosok untuk menjaga
kehormatan dan kebesaran serta kewibawaan Ulama. Maka beliau akan
berpakain lengkap dengan jubah kebesarannnya.
Selain
kesederhanaan dalam berpakaian beliau juga memiliki kesederhanaan
dalam pola kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tertarik dan
menaruh simpati kepada beliau ketika membandingkan fasilitas pondok yang
serba lengkap dan baik dengan rumah beliau yang atapnya rusak dan
sering bocor karena tidak sempat untuk diperbaiki serta perabot rumah
tangga yang semuanya serba biasa-biasa saja, hal ini sudsah menjadi
pilihan beliau yang lebih terkonsentrasi memikirkan bagaimana memenuhi
fasilitas santri.
Kesaksian Dan Komentar-komentar Ulama, Tokoh Masyarakat dan Dewan Guru tentang Ust. Hasan Baharun
Kesaksian Para Ulama, Pejabat dan tokoh masyarakat tentang utadz Hasan baharun antara Lain adalah sebagai berikut :
1. Kesaksian Abuya Sayyid. Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Makkah
Kesaksian
Abuya Sayyid Muhammad ini sering terlontar ketika beliau mengajar
murid-muridnya, beliau mengatakan bahwa: “Apabila kamu ingin mencontoh
kesabaran, jiwa perjuangan dan tawakkal, maka contohlah Ustadz Hasan
Baharun.”
2. Kesaksian Habib Umar Bin Hafidz Hadhromaut Yaman
“Ustadz
Hasan adalah orang pertama yang membuka kembali hubungan antara Yaman
dan Indonesia setelah terputus puluhan tahun lamanya dan beliau yang
mulai mengirimkan santrinya untuk belajar di Yaman sehingga semua pahala
orang yang belajar keYaman akan kembali pahalanya kepada Al-Alim
Al-Allamah Adda’i Ilallah Al-Ustadz Hasan Baharun.” Demikian penuturan
Habib Umar Bin hafidz di depan para santri dan ulama dalam ziarohnya di
Pondok Raci 2 tahun setelah wafatnya Ust. Hasan
3. Kesaksian Ust. Al Habib Ahmad bin Husein Assegaf Bangil
“Ustadz
Hasan Adalah Putra tebaik sejawa timur darii keturunan Sadah Ba”alawi “
unkapan ini terlontar ketika beliau memberikan sambutan pada acara
pemakaman Ust. Hasan.
4. Kesaksian Ust. Sholeh Bin Sahl Jalan Jawa Pasuruan
“Seandainya
kamu tahu bahwa ada orang besar di Pasuruan niscaya kamu tidak akan
mendatangi saya.” Dan setelah beberapa hari kemangkatan Ustadz Hasan
beliau mengungkapkan kembali kepada tamu-tamunya bahwa yang memegang
Pasuruan telah tiada.
5. Kesaksian Bupati Pasuruan (Bpk Dade Angga)
“Walaupun
Saya baru kenal terhadap Ust. Hasan seakan-akan sudah lama mengenalnya
beliau itu ibarat, Saudara, teman, Orang tua dan Guru saya yang
senatiasa menegur dan senantiasa memberikan nasihat yang sangat
berharga.”
Sumber: Ma’had Darullughah wadda’wah