Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peristiwa Ketika Nabi Muhammad Pertama Kali Diangkat Menjadi Rasul



Di antara peristiwa manakjubkan menjelang kenabian,yaitu adanya sebuah batu yang mengucapkan salam kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Peristiwa ini diceritakan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim (4/1782) :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ


Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sungguh aku mengetahui, ada sebuah batu di daerah Mekkah, yang dia itu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diangkat menjadi Rasul. Aku sungguh mengetahuinya sekarang.”

Ketika menjelaskan hadits ini, Imam Nawawi mengatakan, di dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang salah satu mu’jizat Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa Turunya Wahyu
Nabi Muhammad SAW. merasakan keresahan atas perilaku yang dialami oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran. Kemudian, Nabi Muhammad SAW. melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira. Hal ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi Muhammad SAW didatangi malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama yakni Al-Qur'an Surat Al-Alaq/96: 1-5.

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
iqra` bismi rabbikallażī khalaq

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ

khalaqal-insāna min 'alaq

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

iqra` wa rabbukal-akram

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ

allażī 'allama bil-qalam

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

'allamal-insāna mā lam ya'lam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kemudian Nabi Muhammad SAW pulang dengan hati gemetar. Beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke kamar lalu bertemu istri tercinta Khadijah binti Khuwailid dan berseru : “Selimuti aku! Selimuti aku!” Kemudian beliau diselimuti sampai rasa takutnya hilang.

Beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan apa yang dialaminya kepada Khadijah, kemudian beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
“Aku mengkhawatirkan diriku sendiri.”

Khadijah berkata seraya menghibur :
“Sama sekali tidak. (Bergembiralah), demi Allah! Allah Azza wa Jalla tidak akan membinasakanmu selama-lamanya. Karena engkau menyambung tali silaturrahim, (berkata jujur), menghormati tamu, mampu menahan beban (tidak berkeluh-kesah), membantu orang tidak punya, serta menolong duta-duta kebenaran”.

Lalu Khadijah membawanya mendatangi Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uza, sepupu Khadijah, yaitu anak dari saudara bapaknya. Pada masa jahiliyah, Waraqah ini penganut agama Nashrani. Dia bisa menulis kitab dalam bahasa Ibrani. Dia menulis Injil dalam bahasa Ibrani, sesuai dengan kehendak Allah. Dia sudah lanjut usia dan buta.

Khadijah berkata kepadanya :
“Wahai, anak pamanku (sepupuku). Dengarkanlah cerita dari anak saudaramu ini,” Waraqah menyahut,”Wahai, anak saudaraku! Apa yang engkau lihat?”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai menceritakan apa yang dilihatnya. Setelah mendengar cerita itu, Waraqah berkata :
“Ini adalah an Namus yang pernah turun kepada Nabi Musa Alaihissallam . Seandainya aku masih muda saat itu, seandainya aku masih hidup dikala engkau diusir oleh kaummu,” (mendengar ini) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,”Apakah mereka akan mengusirku?”

Waraqah menjawab:
”Ya. Tidak ada seorang pun yang datang membawa seperti yang apa engkau bawa, kecuali dia akan dianiaya. Seandainya aku masih mendapatkan zamanmu, pasti aku akan benar-benar menolongmu,” dan tak lama kemudian Waraqah meninggal. [HR Imam Bukhari, no. 6982] [6].

Wahyu pertama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW. dipilih dan diangkat Allah Swt. untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.

Setelah wahyu pertama ini malaikat Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad SAW. terus menantikan wahyu berikutnya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu kedua, yaitu Al-Qur'an surat Al-Muddasir/74: 1-7.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ
yā ayyuhal-muddaṡṡir

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),

قُمْ فَأَنذِرْ

qum fa anżir

2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ

wa rabbaka fa kabbir

3. dan Tuhanmu agungkanlah!

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

wa ṡiyābaka fa ṭahhir

4. dan pakaianmu bersihkanlah,

وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ

war-rujza fahjur

5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ

wa lā tamnun tastakṡir

6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ

wa lirabbika faṣbir

7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Demikianlah artikel Peristiwa Ketika Nabi Muhammad Pertama Kali Diangkat Menjadi Rasul, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Post a Comment for "Peristiwa Ketika Nabi Muhammad Pertama Kali Diangkat Menjadi Rasul"