Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cahaya Taubat Menggetarkan Para Penopang Arsy-NYA Allah SWT


Dan Allah memuliakan hamba - hambaNya, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah bertaubat, mereka yang mau kembali kepada Allah setelah berdosa lalu bertaubat dan setelah bertaubat lalu bertaubat dan ia terus menaiki tangga - tangga keluhuran taubat, dari satu derajat menuju derajat lainnya, dari satu gerbang kesucian taubat menuju gerbang cahaya taubat selanjutnya.

Demikian keadaan Sayyidina Muhammad SAW, orang yang tidak pernah berdosa dan ma’shum (terjaga dari dosa). Namun memahami rahasia kemuliaan taubat maka beliau bertaubat 70x setiap harinya bahkan sampai 100x setiap harinya kepada Allah Ya Rahman Ya Rahim. Wahai Yang Maha Mencintai hamba yang bertaubat, jadikan kami hamba yang selalu bertaubat, jadikan kami hamba yang mencintai taubat.

Allah berfirman dalam Surah Al Ghafir Ayat 7

 ﴿ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْۖ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَيۡءٖ رَّحۡمَةٗ وَعِلۡمٗا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾
[ غافر: 7]


“Alladziina yahmiluunal arsya waman haulahu yusabbihuuna bihamdi rabbihim wa yu’minuuna bihi wayastaghfiruuna lilladziina amanuu Rabbana wasi’ta kulla syai’in rahmatan wa’ilman, faghfir lilladziina taabuu wattaba’uu sabiilaka waqihim adzabaljahiim”

Artinya : (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

ARSY . . . hadirin - hadirat, bumi ini, langit yang pertama penuh dengan triliyunan bahkan jutaan triliyun bintang adalah langit pertama dan langit pertama jika masuk ke langit kedua bagaikan debu ditengah lautan. Sebagaimana langit kedua jika masuk ke langit ketiga, bagaiakan debu di tengah lautan. Demikian lagit keempat, kelima, keenam, ketujuh dan diatasnya adalah Lauhul Mahfudz yang jika 7 lapis langit, bumi dan segala isinya dimasukkan ke lauhul mahfudz bagaikan debu ditengah lautan dan diatasnya adalah Al Kursiy yang jauh lebih besar dari lauhul mahfudz.

Dan diatasnya adalah Al Arsy yang jika seluruh Al Kursiy, Lauhul Mahfudz dan 7 lapis langit dimasukkan ke dalam Arsy, bagaikan debu di tengah lautan. Para malaikat yang menopang Arsy Allah, mereka bertasbih mensucikan Nama Allah dan beriman kepada Allah.

“Wayastaghfiruuna lilladziina amanuu”
Mereka (para malaikat penopang arsy itu) beristighfar untuk orang - orang bertaubat kepada Allah.

“Rabbana wasi’ta kulla syai’in rahmatan wa’ilman faghfir lilladziina taabuu..”
Wahai Tuhan kami, (mereka para malaikat itu berdoa) Kau-lah Yang Maha Luas Kasih Sayang-Mu dan Pengetahuan-Mu maka ampunilah orang – orang yang bertaubat.

“Wattaba’u sabiilaka..”
dan yg mengikuti jalan-Mu yang benar (yaitu jalan Sayyidina Muhammad Saw)..

“Rabbana wa adkhilhum jannaati”
Dan berikan kepada mereka surga.

Dan
Allah berfirman dalam Surah Al-Mu’min Ayat 8

رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّٰتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ


Rabbanā wa adkhil-hum jannāti 'adninillatī wa'attahum wa man ṣalaḥa min ābā`ihim wa azwājihim wa żurriyyātihim, innaka antal-'azīzul-ḥakīm

Artinya: Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Jiwa pendosa yang ingin taubat kepada Yang Maha Menerima Taubat. “Innahu yuhibbu tawwabin” Sang Pemilik alam semesta mencintai hamba yang bertaubat. Merugilah jiwa yang lepas dari kemuliaan taubat. Semoga aku dan kalian selalu dalam cahaya taubat, Ya Rahman Ya Rahim. Sedemikian banyak diantara kita yang hadir ini yang masih berat bertaubat kepada Allah, padahal hal itu mengguncang Arsy-nya Allah Swt sehingga para malaikat mendoakannya, mendoakan anaknya, mendo’akan ayahbundanya, mendoakan kerabatnya, suami atau istrinya dan demikian Allah memuliakan hamba-Nya yang bertaubat. Dan, pemimpin orang - orang yang bertaubat adalah Sayyidina Muhammad Shollallahu’alayhi wasallam.

وَٱلنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ

wan-najmi iżā hawā
1. Demi jiwa yang berpijar dengan cahaya Allah

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ

mā ḍalla ṣāḥibukum wa mā gawā
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ

wa mā yanṭiqu ‘anil-hawā
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ

in huwa illā waḥyuy yụḥā
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلْقُوَىٰ

‘allamahụ syadīdul-quwā
5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

ذُو مِرَّةٍ فَٱسْتَوَىٰ

żụ mirrah, fastawā
6. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.

وَهُوَ بِٱلْأُفُقِ ٱلْأَعْلَىٰ

wa huwa bil-ufuqil-a’lā
7. sedang dia berada di ufuk yang tinggi.

ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّىٰ

ṡumma danā fa tadallā
8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.

فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَىٰ

fa kāna qāba qausaini au adnā
9. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).

فَأَوْحَىٰٓ إِلَىٰ عَبْدِهِۦ مَآ أَوْحَىٰ

fa auḥā ilā ‘abdihī mā auḥā
10. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.

مَا كَذَبَ ٱلْفُؤَادُ مَا رَأَىٰٓ

mā każabal-fu`ādu mā ra`ā
11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
Surah An-Najm Ayat 1-12
NAJM didalam bahasa arab ada 2 makna, yaitu Najm dan Kawkab.

Kawkab adalah bintang yang tidak bercahaya tapi mendapat cahaya dari bintang lain yaitu diantaranya bulan. Kalau Najm adalah bintang yang mempunyai cahaya sendiri dan berpijar. Inilah makna Najm. Sebagian para ulama menafsirkan makna Najm ini adalah Sayyidina Muhammad SHollallahu’alayhi wasallam. “Idza hawaa” ketika sedang berpijar indah. Dan “hawaa” itu sendiri juga mempunyai makna yang jelas. Hawaa itu adalah ketika hati sedang bergetar dan gemuruh dengan cinta dan rindu.

“Wannajmi idza hawaa”
Demi jiwa yang berpijar dengan cahaya Allah; QS. An’Najm : 1. Gemuruh dan cinta kepada Allah.

“Maa dhalla shahibukum wama ghawaa”
teman kalian (Sayyidina Muhammad Saw) itu bukan orang yang tertipu dan bukan pula orang yang penipu; QS. An-Najm : 2.

“Wama yanthiqu ‘anilhawaa; in huwa illa wahyun yuuhaa”
Sang Nabi tidak bicara dari keinginannya (hawa nafsunya) tapi setiap ucapannya adalah kalimat Allah Swt; QS. An-Najm : 3-4. Ucapan beliau saw adalah wahyu Illahi.

“‘allamahu syadiidulquwaa”
Jibril as yang menyampaikan wahyu dan mengajarinya; QS. An-Najm : 5.

“Dzumirratin fastawaa”
yang memiliki kekuatan dan kewibawaan; QS. An-Najm : 6.

“Wa huwabil ufuqil a’laa”
dan ketika Sang Nabi saw itu berada di cahaya ufuk yang maha tinggi; QS. An-Najm : 7. Sebagian para mufassir menerangkan maksud dari “ufuqil a’laa” adalah cahaya Rabbul Alamin ketika Sang Nabi saw menghadap-Nya di malam Isra wal Mi’raj di bulan Rajab mubarrak. Dan disaat itu

“tsumma danaa fatadallaa”
Sang Nabi saw semakin dekat; QS. An-Najm : 8. Diperintahkan untuk semakin dekat kehadirat Allah.

“Fakaana qaaba qausaini aw ‘adnaa”
sangat dekat sekali dengan Rabbul Alamin; QS. An-Najm : 9.

“Fa awhaa ilaa ‘abdihi maa awhaa”
maka diwahyukan kepada Sang Nabi apa - apa yang diwahyukan dari Allah langsung tanpa perantara Jibril as, langsung kepada Nabi Muhammad Saw; QS. An-Najm : 10 . Nabi saw berhadapan langsung dengan Allah.

“Maa kadzabal fuadu maa ra-aa”
sanubari Sang Nabi tidak dusta atas apa yang dilihatnya; QS. An-Najm : 11. Beliau saw telah melihat Rabbul Alamin, Allah mengucapkan Sang Nabi dengan kalimat “Al Fuad” sang sanubari. Maksud dan isyarat betapa dicintainya Nabi Muhammad Saw oleh Allah sehingga Allah mengatakan“maa kadzabal fuadu maa ra-aa” sanubari itu tidak berdusta atas apa yang dilihatnya. Karena apa? Karena manusia sering bicara tapi hatinya berdusta. Lidahnya menyampaikan kalimat dusta. Namun Sang Nabi saw ini ucapannya adalah kalimat Allah dan sanubarinya tidak dusta atas apa yang dilihatnya.

“Afatumaaruunahu a’laa maa yaraa”
apakah kalian masih mendustakan dan masih tidak percaya atas apa yang dilihat Nabi Muhammad Saw? QS. An-Najm : 12.

Hadirin - hadirat, masih muncul hingga saat ini orang yang menyangkal bahwa Sang Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam berjumpa dengan Allah di malam Isra wal Mi’raj. Hadirin, ucapan ini telah dijawab oleh Allah

“Afatumaaruunahu a’laa maa yaraa?”
apakah ada diantara kalian yang masih meragukan apa yang dilihat Sang Nabi saw.

Hadirin - hadirat yang dimuliakan Allah, Sampailah kita kepada hadits mulia yang jika mereka merenungkannya, ia akan lebur dengan cinta kepada Sang Nabi saw. Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi saw kepadaku dan kepada kalian.

“Ana awla bil mu’miniina min anfusihim”
Aku lebih utama, lebih patut didahulukan oleh orang – orang mukmin dari diri mereka sendiri.

Inilah bentuk kemuliaan Allah Swt kepada Sang Nabi shollallahu’alayhi wasallam untuk setiap pribadi muslimin–muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi saw dengan umatnya karena beliau “awla bil mu’miniina min anfusihim”. Lalu apa Sang Nabi saw memberikan kepada kita?

“Faman mata wa alaihi dainun, walam yatruk wafa’an fa’alaina qadhauhu”
jika ada diantara kalian (di masa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang - hutangnya, maka aku yang membayar hutangnya. Sang penebus hutang umatnya, ialah Sayyidina Muhammad Saw.
“Waman taraka malan faliwa rasytihi”
kalau masih meninggalkan harta maka untuk ahli warisnya.

Jadi pada hakikatnya yang lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Nabi Muhammad Saw. Karena beliau saw lebih berhak daripada keluarganya tapi Sang Nabi saw mengatakan kalau ada hutang, baru aku yang ambil. Kalau ada hartanya ambil oleh keluarganya tapi kalau ada hutangnya, aku (Nabi Saw) yang akan membayarnya.

Inilah sang penebus umatnya di dunia dan di akhirat. Sehingga di yaumal qiyamah, beliau shollallahu ‘alayhi wasallam juga yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untuk pengampunan demi seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Nabi Muhammad Shollallahu ‘alayhi wa sallam.

Hadits ini merupakan penjelasan dari firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab Ayat 6

    ٱلنَّبِىُّ أَوْلَىٰ بِٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ ۖ وَأَزْوَٰجُهُۥٓ أُمَّهَٰتُهُمْ ۗ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ إِلَّآ أَن تَفْعَلُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِكُم مَّعْرُوفًا ۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْكِتَٰبِ مَسْطُورًا


An-nabiyyu aulā bil-mu`minīna min anfusihim wa azwājuhū ummahātuhum, wa ulul-ar-ḥāmi ba'ḍuhum aulā biba'ḍin fī kitābillāhi minal-mu`minīna wal-muhājirīna illā an taf'alū ilā auliyā`ikum ma'rụfā, kāna żālika fil-kitābi masṭụrā

Artinya: Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).

Bahwa Nabi Saw itu lebih mulia dan lebih patut didahulukan dari orang yang beriman atas diri mereka sendiri. Paling pantas dicintai lebih dari diri kita yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Karena apa?

Karena beliaulah manusia yang paling mencintai kita. Kalau selain Sang Nabi shollallahu’alayhi wasalam, tidak ada yang lebih mencintai kita kecuali Allah. Sang Nabi saw manusia yang paling cinta kepada kita karena disaat semua yang cinta pada kita lupa pada kita, beliau saw tidak lupa kepada kita. Saat semua orang menghindar, para Nabi dan Rasul menghindar, beliau shollallahu ‘alayhi wa sallam tidak menghindar bahkan mencari kita dimanapun umatnya berada. Di jembatan ashshirat, keberatan dosa didalam timbangan amal atau sudah jatuh ke dasar neraka? Beliau saw tetap tidak ingin senang sebelum umatnya terangkat dan terbebas dari neraka.

Inilah idola, inilah Sayyidina Nabi Muhammad Shollallahu ‘alayhi wasallam yang sudah dijelaskan oleh Allah bahwa beliau saw lebih patut didahulukan daripada diri kita sendiri. Kenapa? Karena beliau shollallahu ‘alayhi wasallam mendahulukan kita daripada diri beliau sendiri. Beliau saw mendahulukan umatnya daripada diri beliau sendiri. Sampai musuh– musuhnya pun masih dido’akan, masih menginginkan hidayah-Nya.

Kita berdoa bersama memohon,berdoa dengan sungguh – sungguh mendoakan seluruh muslimin-muslimat sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw “barangsiapa yang mendoakan saudara muslimnya dengan 1 do’a, maka malaikat berkata“amin walaka mitsluh” amin untukmu sebagaimana doamu untuk saudaramu. Kita mendoakan pertolongan untuk seluruh muslimin, semoga Allah menolong mereka. Berapa jumlah seluruh muslimin di muka bumi, kembali keberkahannya kepada kita.

(Masya allah) ..

diceritakan oleh: Alhabib Munzier Almusawa

Post a Comment for "Cahaya Taubat Menggetarkan Para Penopang Arsy-NYA Allah SWT"